Gambaranbisnis dan perhitungan modal. 10 recommendations rahasia bisnis nasi goreng beromset jutaan. Rp 100.000 minyak goreng nasi goreng anda, seperti dengan cara. 5 cara sukses mencari modal bisnis gorengan dan cara. Mencari modal bisnis gorengan dan cara memulainya memang cukup mudah dilakukan. Apabila telah digunakan sebanyak 3 hingga 4
KonsepKemitraan repacking Minyak Goreng KOKIKITA yang unik akan mampu menarik minat investor di Indonesia pada beberapa tahun ke depan dan berbagi sukses dengan para mitra bisnis yang tertarik untuk mengembangkan bisnis ini. KOKIKITA menawarkan format bisnis Kemitraan untuk mereka yang ingin sukses dengan memberikan hak untuk mendapatkan
Pemerintahmeluncurkan minyak goreng kelapa sawit kemasan sederhana mulai Januari 2009.
DirekturHuman Capital Management & Umum PTPN III Holding (Pesero) Seger Budiardjo (tengah), memberikan sambutan didampingi Direktur Utama PT Industri Nabati Lestari J. Suwondo (kanan), dan Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Agus Andiyani, saat penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pemasaran minyak goreng di Jakarta, Senin (15/1). Nota Kesepahaman kedua
Bacajuga Peluang dan Cara Memulai Bisnis Kemitraan Minyak Goreng. Hanya dengan bermodal foto mainan dan juga deskripsi yang menarik, anda berkemungkinan untuk bertemu dengan para pembeli tanpa harus membuka lapak. Sebaliknya, jika anda merasa ada spot atau titik bagus untuk berjualan mainan seperti area dekat sekolah atau perumahan warga maka
bisniskemitraan minyak goreng Waralaba Indonesia, bisnis waralaba, franchise indonesia, bisnis franchise . Toggle navigation. HEADLINE NEWS ARTICLES OUR ACTIVITIES OUR SERVICES ADVERTISE ARTICLES. Hendra Sukses Bangun 8 Gerai Depo Air Isi Ulang Biru, Ini Rahasianya Pelaku Bisnis Franchise Harus Bisa Adaptasi di Masa New Normal.
. Konsep Kemitraan repacking Minyak Goreng KOKIKITA kami perkenalkan pertama kali di Indonesia pada 27 Juli 2012. Dan mulai berlaku tanggal 21 Agustus 2012. Target Kami akan membuka Kemitraan di seluruh Indonesia, yang direncanakan mencapai lebih dari 200 Mitra dalam tempo 3 tahun ke depan. Bersama dengan sistem Kemitraan yang mantap, Kemitraan repacking Minyak Goreng KOKIKITA akan berkembang dengan cepat. Konsep Kemitraan repacking Minyak Goreng KOKIKITA yang unik akan mampu menarik minat investor di Indonesia pada beberapa tahun ke depan dan berbagi sukses dengan para mitra bisnis yang tertarik untuk mengembangkan bisnis ini. KOKIKITA menawarkan format bisnis Kemitraan untuk mereka yang ingin sukses dengan memberikan hak untuk mendapatkan pelatihan pendahuluan dan membentuk dukungan untuk memanfaatkan merek dagang serta seperangkat sistem dan prosedur yang akan membantu mitra meraih sukses sebagai pemilik Kemitraan. Presentasi Singkat Presentasi singkat Surat Pernyataan Kehendak Setelah peminat mengkonfirmasikan keinginannya untuk bergabung dalam Kemitraan, Surat Pernyataan Kehendak LoI segera ditandatangani untuk mendapatkan hak reservasi atas wilayah teritori.Biaya sebesar Rp. 3 juta harus sudah dibayarkan sebagai biaya survey Wawancara Beberapa calon Mitra akan diundang/dikunjungi untuk melakukan wawancara yang bertujuan agar pihak pemilik Kemitraan dan Mitra saling mengenal dan melakukan penjajakan. Surat Perjanjian Kemitraan Setelah tahap pembahasan bersama, peminat Kemitraan menandatangai Surat Perjanjian Kemitraan, disertai pelunasan Biaya Awal Kemitraan Harga Paket - Rp 3 Juta.Instalasi Mesin Dilakukan oleh tenaga yang sudah ditunjuk oleh KOKIKITAPelatihan Karyawan Memerlukan waktu +/- 2 Izin-izin oleh Mitra Izin Domisili, Izin Usaha dan Izin lain yang diperlukan. Produksi Mitra harus dalam keadaan siap produksi maksimal 2 hari setelah mesin terinstalasi Hak dan Kewajiban Mitra Franchise I. SEBELUM INSTALASI MESIN REPACKING 1. Presentasi singkat dan survey lapangan lokasi oleh pihak KOKIKITA . Biaya ditanggung mitra = Rp. 2. Tempat di- Reserve selama 1 hari ; ditanggung mitra 3. Presentasi dan Pembahasan Franchise Agreement oleh pihak KOKIKITA. 4. Tanda Tangan Franchise Agreement, di sertai pembayaran Pelunasan Biaya Awal Kemitraan sebesar 80%. Harga Paket – Rp. 3juta. 5. Tahap Persiapan Lokasi, Mendapat pelatihan karyawan. 6. Mendapat Uniform untuk setiap karyawan Salesman masing-masing 2 set baju seragam, untuk order selanjutnya, Mitra akan dikenakan biaya. 7. Pengurusan izin domisili, izin usaha dan izin-izin lain yang diperlukan dilakukan oleh Mitra sendiri. II. SETELAH PRODUKSI 1. Masa 30 hari pertama setelah produksi, Mitra wajib membayarkan - Profit Sharing Kemitraan / Royalti kepada KOKIKITA sebesar Lima Ratus Rupiah / dus produksi yang terjual. - Retur di tanggung oleh Mitra. 2. Kemasan plastik minyak goreng dengan berbagai ukuran dan dus serta perlengkapan lain untuk tujuan penjualan produk dapat di pesan Mitra ke manajemen KOKIKITA atau mencetak sendiri. 3. Mitra di perbolehkan menjual produk di luar produk KOKIKITA sebanyak maximum 10 item, yang sejalan dengan produk KOKIKITA seperti gula pasir, beras, DLL 4. Sample minyak goreng untuk promosi dilingkungan agen dilaksanakan setelah grand opening produksi, untuk tujuan marketing. Jumlahnya disesuaikan dengan keadaan dilapangan ,yang telah di survey oleh supervisor dan menjadi tanggung jawab Mitra. Alasan Berbisnis dengan kami Sekarang ini, banyak usaha Kemitraan yang bisa jadi membuat Anda bingung harus memilih yang mana. Ada Kemitraan yang menawarkan produk ala kadarnya namun harga franchisenya murah; ada juga yang berani menawarkan kualitas produk yang standar namun menjual franchise hingga ratusan juta rupiah; dan ada yang lain lagi menawarkan kualitas produk yang oke banget dan harga jual franchise yang masuk akal. Mana yang Anda pilih? Pertama, pikirkan kualitas produk dan harganya. Dalam bisnis sembako, kualitas produk adalah yang pertama. Yang lain adalah faktor pendukung. jika kualitasnya oke, kemanapun akan terus dicari konsumen. Pada waktu menilai kualitas produk, bersikaplah objektif. Mulai soal tampilan, merk dan yang pasti HARGA. Kadang-kadang kita melihat ada produk yang sangat ramai dengan peminat. Jangan mudah terkecoh. Ajukan pertanyaan ini apakah secara umum memang produk tersebut selalu ramai peminat bukan ramai sesaat? Apakah ramainya peminat bukan karena harga produk yang di discount super murah, tetapi karena kualitasnya produknya yang ok? Jika jawaban atas kedua pertanyaan tadi 'ya', maka bisa jadi produk tersebut memang berkualitas ok. Sekarang, bagaimana seandainya ada produk lain? Setelah beberapa bulan berjalan, ternyata produk yang baru, jauh lebih ramai peminat dibandingkan produk yang lama? jika 'ya' jawabannya, kemungkinan apa yang ditawarkan produk yang baru, lebih menarik konsumen. Maka ketika orang-orang mengatakan bagus tentang produk minyak goreng, bisa jadi karena belum menemukan minyak goreng lain yang lebih bagus. Bisa juga, produk tersebut benar-benar bagus. Atau ada konsumen yang menyukai jenis minyak goreng yang jernih dan tak berwarna. Yang lainnya, lebih suka yang jernih dan berwarna keemasan, meskipun tidak terkenal. Selera dan pemahaman yang berbeda-beda tentang produk minyak goreng dapat juga berpengaruh pada penjualan. Kualitas produk minyak goreng yang bagus hanya dimungkinkan jika kita memiliki pemahaman yang baik tentang minyak goreng. Kami memiliki pemahaman yang baik bukan hanya tentang minyak goreng, tetapi tentang proses secara keseluruhan. "Itu sebabnya Kami dapat memenuhi apapun jenis atau karakter minyak goreng yang Anda inginkan. Sebutkan minyak goreng favorit Anda seperti apa merek apa, dan kami akan membantu mewujudkannya". Kedua, Pikirkan ROI nya. Kapan Investasi Anda kembali, jika harga franchise ratusan juta? Pilihlah harga franchise yang memang sesuai dengan apa yang Anda akan dapatkan. Apakah itu soal produk minyak goreng, peralatan lain, dukungan dari franchisor, sehingga investasi Anda cepat kembali, dst. Jangan membeli franchise hanya berdasarkan jumlah franchisee yang banyak. Banyak franchise lain yang memiliki begitu banyak franchisee, tetapi lebih dari 90 % yang collapse. Tentu bukan ini tujuan Anda. Ketiga, apakah bisnis yang ditawarkan untung atau rugi? Tujuan kita bukan hanya membuat ramai order kita. Untuk apa order Anda ramai dengan pembeli karena harga jual produk murah, tetapi rugi? Bagi penjual franchise menetapkan harga jual produk murah di wilayah sendiri mungkin tidak masalah. Karena mereka mendapat keuntungan dari menjual franchise kepada pihak lain. Bagi Anda yang membeli franchise, Anda ingin menikmati keuntungan yang menggiurkan dari menjual produk . Salah menetapkan harga jual produk, bisa berarti bencana bagi bisnis ini.
Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU menyatakan maju terus terkait keputusan 7 perusahaan bersalah lantaran sengaja membatasi penjualan minyak goreng pada Januari-Mei 2022. Pihaknya tetap pada keputusannya meski kini 5 perusahaan di antaranya KPPU M. Afif Hasbullah mengatakan gugatan tersebut adalah hak dari para pelaku usaha. Ia menegaskan bakal menghadapi gugatan dari para pelaku usaha yang keberatan atas putusan KPPU tersebut."Keberatan itu haknya terlapor toh, ya kami tetap fight dengan keputusan kami. Tetap fight lah namanya putusan harus dibela, sampai Mahkamah Agung pun harus kami bela," kata Afif dalam acara 23 Tahun KPPU dan Deklarasi Hari Persaingan Usaha di Anjungan Sarinah Thamrin, Jakarta, Minggu 11/6/2023. Sebelumnya, Afif mengatakan bahwa KPPU akan menyiapkan tim kuasa hukum untuk menghadapi gugatan tersebut. Ia menyebut akan tetap menghormati dan menghargai sikap para perusahaan yang terbukti menimbun minyak goreng."Akan kami ikuti dan siapkan tim hukum proses keberatan di pengadilan niaga maupun jika mereka lanjut ke kasasi di MA," tegas Afif dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu 7/6.Perusahaan yang menggugat KPPU di antaranya adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk selaku produsen Bimoli. Gugatan itu tercatat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Jumat 9/6 dengan nomor perkara 2/ PT Salim Ivomas Pratama Tbk, ada 4 perusahaan lain yang turut menggugat KPPU di hari yang sama. Mereka adalah PT Asianagro Agungjaya, PT Batara Elok Semesta Terpadu, PT Budi Nabati Perkasa, dan PT Incasi adalah bagian dari 7 perusahaan yang ditetapkan bersalah oleh KPPU dan didenda dengan total Rp 71,28 miliar. Berikut rinciannya1. PT Asianagro Agungjaya Terlapor I didenda Rp 1 miliar2. PT Batara Elok Semesta Terpadu Terlapor II didenda Rp 15,24 miliar3. PT Incasi Raya Terlapor V didenda Rp 1 miliar4. PT Salim Ivomas Pratama Tbk Terlapor XVIII didenda Rp 40,88 miliar5. PT Budi Nabati Perkasa Terlapor XX didenda Rp 1,76 miliar6. PT Multimas Nabati Asahan Terlapor XXIII didenda Rp 8,01 miliar7. PT Sinar Alam Permai Terlapor XXIV didenda Rp 3,36 miliar aid/das
Sekitar 3 bulan ini kita dibuat kalang kabut oleh yang namanya minyak goreng. Siapa yang tidak kenal dengan minyak goreng? Masyarakat lapisan bawah hingga lapisan atas pasti kenal atau tahu dengan minyak goreng. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat dari sisi pangan. Minyak goreng bagi sektor rumah tangga konsumen adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari. Minyak goreng bagi sektor produsen atau industri adalah menyediakan produk minyak goreng di pasar setiap saat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi pemerintah, ketersediaan minyak goreng setiap waktu adalah untuk menjamin stabilitas perekonomian di sektor pangan dengan harga yang wajar sekarang maupun masa datang. Maka ketika terjadi kelangkaan minyak goreng di masyarakat, semua menjadi ribut, semua resah dan gelisah. Ibu-ibu rumah tangga khususnya, khawatir tidak bisa menggoreng tempe, tahu, telor, ikan, dan lainnya untuk dihidangkan sebagai lauk pauk pada saat makan bersama keluarga akibat tidak memiliki minyak goreng. Oleh sebab itu, saya bisa memahami ketika banyak ibu-ibu rumah tangga di sejumlah daerah mengantre untuk membeli/mendapatkan minyak goreng di super market, toko-toko, ataupun di pasar tradisional. Meskipun antre berjam-jam tidak menyurutkan tekad ibu-ibu untuk mendapatkan minyak goreng bahkan sampai berdesakan sehingga melupakan protokol kesehatan. Diberitakan di TV, ada seorang ibu sampai pingsan karena tidak kuat lagi mengantre demi minyak goreng, ada seorang ibu meninggal dunia ketika antre untuk mendapatkan minyak goreng, ada sebagian kecil masyarakat di Nusa Tenggara Barat menggunakan bahan mentah buah kelapa untuk membuat minyak goreng umumnya bahan baku minyak goreng adalah kelapa sawit. Antrean–terutama dari ibu-ibu rumah tangga–akan terus terjadi selama minyak goreng langka. Kelangkaan minyak goreng di pasar akan memicu perilaku baru dari sektor rumah tangga konsumen. Ibu-ibu rumah tangga bisa saja berupaya menstok minyak goreng melebih kebutuhan riil sehari-hari seperti di masa normal untuk menghindari kemungkinan kelangkaan minyak goreng di pasar di hari-hari mendatang. Sektor rumah tangga konsumen bisa juga berpikir bulan depan adalah bulan puasa Ramadan sehingga perlu persediaan bahan pangan minyak goreng yang lebih banyak. Jika dua hal tersebut terlintas di pikiran sektor rumah tangga konsumen maka sektor tersebut akan menumpuk persediaan minyak goreng lebih banyak lagi. Itulah perilaku baru yang saya maksudkan. Maka patut diduga berapa pun minyak goreng yang digelontorkan di pasar akan cepat terserap habis oleh sektor rumah tangga konsumen meskipun harganya naik. Dalam perspektif bisnis, dapat dikatakan masyarakat baca rumah tangga konsumen telah terperangkap ke dalam strategi bisnis para “aktor bisnis” minyak goreng atas fenomena kelangkaan minyak goreng. Esensi bisnis sesungguhnya adalah menciptakan nilai tambah value added. Nilai tambah tersebut bisa berupa keuntungan finansial maupun nonfinansial misal citra atau reputasi positif. Apa pun aktivitas yang dapat menciptakan nilai tambah disebut bisnis. Oleh sebab itu, cakupan bisnis sangat luas, misalnya kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi, beli barang dari satu tempat lalu di jual di tempat lainnya, aktivitas-aktivitas jasa konsultan hukum, konsultan bisnis, konsultan kesehatan, konsultan pajak, dll, menimbun barang untuk kemudian dilepas di pasar dengan harapan harga naik. Meskipun demikian, yang namanya etika bisnis harus tetap diperhatikan di dalam menjalani aktivitas bisnis, termasuk bisnis minyak goreng. Menahan atau menimbun minyak goreng yang telah menyebabkan kelangkaan minyak goreng di pasar, jelas tujuannya meraih keuntungan finansial tinggi, namun itu bertentangan dengan etika bisnis. Prinsip etika bisnis sejatinya yang harus diterapkan oleh aktor atau pelaku bisnis adalah tidak merugikan, tidak membuat derita atau sengsara masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan alam. Kelangkaan minyak goreng telah secara nyata mengoyak hati nurani, sengsara masyarakat, bahkan tidak berlebihan bila dikatakan membuat panik pemerintah. Maka sudah semestinya pemerintah bertindak cepat mengurai rantai nilai bisnis minyak goreng untuk mengetahui aktor atau spekulan yang bertanggung jawab atas kelangkaan minyak goreng. Penyelidikan bisa dilakukan pada semua aktor di rantai nilai bisnis minyak goreng yakni perusahaan perkebunan kelapa sawit, perusahaan minyak goreng, pedagang besar, pedagang kecil atau eceran. Salah satu tujuan penyelidikan tersebut adalah memastikan jangan sampai ada persekutuan jahat dalam bisnis. Kasus kelangkaan minyak goreng harus menjadi pelajaran yang bermakna bagi pelaku bisnis apa pun bahwa etika bisnis harus dijalankan. Siapa pun yang melanggar etika bisnis harus dimintai pertanggungjawaban tidak terkecuali pelaku bisnis minyak goreng yang telah membuat kepanikan semua pihak. Penulis adalah Dosen Prodi Administrasi Bisnis dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Jember Sekitar 3 bulan ini kita dibuat kalang kabut oleh yang namanya minyak goreng. Siapa yang tidak kenal dengan minyak goreng? Masyarakat lapisan bawah hingga lapisan atas pasti kenal atau tahu dengan minyak goreng. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat dari sisi pangan. Minyak goreng bagi sektor rumah tangga konsumen adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari. Minyak goreng bagi sektor produsen atau industri adalah menyediakan produk minyak goreng di pasar setiap saat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi pemerintah, ketersediaan minyak goreng setiap waktu adalah untuk menjamin stabilitas perekonomian di sektor pangan dengan harga yang wajar sekarang maupun masa datang. Maka ketika terjadi kelangkaan minyak goreng di masyarakat, semua menjadi ribut, semua resah dan gelisah. Ibu-ibu rumah tangga khususnya, khawatir tidak bisa menggoreng tempe, tahu, telor, ikan, dan lainnya untuk dihidangkan sebagai lauk pauk pada saat makan bersama keluarga akibat tidak memiliki minyak goreng. Oleh sebab itu, saya bisa memahami ketika banyak ibu-ibu rumah tangga di sejumlah daerah mengantre untuk membeli/mendapatkan minyak goreng di super market, toko-toko, ataupun di pasar tradisional. Meskipun antre berjam-jam tidak menyurutkan tekad ibu-ibu untuk mendapatkan minyak goreng bahkan sampai berdesakan sehingga melupakan protokol kesehatan. Diberitakan di TV, ada seorang ibu sampai pingsan karena tidak kuat lagi mengantre demi minyak goreng, ada seorang ibu meninggal dunia ketika antre untuk mendapatkan minyak goreng, ada sebagian kecil masyarakat di Nusa Tenggara Barat menggunakan bahan mentah buah kelapa untuk membuat minyak goreng umumnya bahan baku minyak goreng adalah kelapa sawit. Antrean–terutama dari ibu-ibu rumah tangga–akan terus terjadi selama minyak goreng langka. Kelangkaan minyak goreng di pasar akan memicu perilaku baru dari sektor rumah tangga konsumen. Ibu-ibu rumah tangga bisa saja berupaya menstok minyak goreng melebih kebutuhan riil sehari-hari seperti di masa normal untuk menghindari kemungkinan kelangkaan minyak goreng di pasar di hari-hari mendatang. Sektor rumah tangga konsumen bisa juga berpikir bulan depan adalah bulan puasa Ramadan sehingga perlu persediaan bahan pangan minyak goreng yang lebih banyak. Jika dua hal tersebut terlintas di pikiran sektor rumah tangga konsumen maka sektor tersebut akan menumpuk persediaan minyak goreng lebih banyak lagi. Itulah perilaku baru yang saya maksudkan. Maka patut diduga berapa pun minyak goreng yang digelontorkan di pasar akan cepat terserap habis oleh sektor rumah tangga konsumen meskipun harganya naik. Dalam perspektif bisnis, dapat dikatakan masyarakat baca rumah tangga konsumen telah terperangkap ke dalam strategi bisnis para “aktor bisnis” minyak goreng atas fenomena kelangkaan minyak goreng. Esensi bisnis sesungguhnya adalah menciptakan nilai tambah value added. Nilai tambah tersebut bisa berupa keuntungan finansial maupun nonfinansial misal citra atau reputasi positif. Apa pun aktivitas yang dapat menciptakan nilai tambah disebut bisnis. Oleh sebab itu, cakupan bisnis sangat luas, misalnya kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi, beli barang dari satu tempat lalu di jual di tempat lainnya, aktivitas-aktivitas jasa konsultan hukum, konsultan bisnis, konsultan kesehatan, konsultan pajak, dll, menimbun barang untuk kemudian dilepas di pasar dengan harapan harga naik. Meskipun demikian, yang namanya etika bisnis harus tetap diperhatikan di dalam menjalani aktivitas bisnis, termasuk bisnis minyak goreng. Menahan atau menimbun minyak goreng yang telah menyebabkan kelangkaan minyak goreng di pasar, jelas tujuannya meraih keuntungan finansial tinggi, namun itu bertentangan dengan etika bisnis. Prinsip etika bisnis sejatinya yang harus diterapkan oleh aktor atau pelaku bisnis adalah tidak merugikan, tidak membuat derita atau sengsara masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan alam. Kelangkaan minyak goreng telah secara nyata mengoyak hati nurani, sengsara masyarakat, bahkan tidak berlebihan bila dikatakan membuat panik pemerintah. Maka sudah semestinya pemerintah bertindak cepat mengurai rantai nilai bisnis minyak goreng untuk mengetahui aktor atau spekulan yang bertanggung jawab atas kelangkaan minyak goreng. Penyelidikan bisa dilakukan pada semua aktor di rantai nilai bisnis minyak goreng yakni perusahaan perkebunan kelapa sawit, perusahaan minyak goreng, pedagang besar, pedagang kecil atau eceran. Salah satu tujuan penyelidikan tersebut adalah memastikan jangan sampai ada persekutuan jahat dalam bisnis. Kasus kelangkaan minyak goreng harus menjadi pelajaran yang bermakna bagi pelaku bisnis apa pun bahwa etika bisnis harus dijalankan. Siapa pun yang melanggar etika bisnis harus dimintai pertanggungjawaban tidak terkecuali pelaku bisnis minyak goreng yang telah membuat kepanikan semua pihak. Penulis adalah Dosen Prodi Administrasi Bisnis dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Jember Sekitar 3 bulan ini kita dibuat kalang kabut oleh yang namanya minyak goreng. Siapa yang tidak kenal dengan minyak goreng? Masyarakat lapisan bawah hingga lapisan atas pasti kenal atau tahu dengan minyak goreng. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat dari sisi pangan. Minyak goreng bagi sektor rumah tangga konsumen adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari. Minyak goreng bagi sektor produsen atau industri adalah menyediakan produk minyak goreng di pasar setiap saat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi pemerintah, ketersediaan minyak goreng setiap waktu adalah untuk menjamin stabilitas perekonomian di sektor pangan dengan harga yang wajar sekarang maupun masa datang. Maka ketika terjadi kelangkaan minyak goreng di masyarakat, semua menjadi ribut, semua resah dan gelisah. Ibu-ibu rumah tangga khususnya, khawatir tidak bisa menggoreng tempe, tahu, telor, ikan, dan lainnya untuk dihidangkan sebagai lauk pauk pada saat makan bersama keluarga akibat tidak memiliki minyak goreng. Oleh sebab itu, saya bisa memahami ketika banyak ibu-ibu rumah tangga di sejumlah daerah mengantre untuk membeli/mendapatkan minyak goreng di super market, toko-toko, ataupun di pasar tradisional. Meskipun antre berjam-jam tidak menyurutkan tekad ibu-ibu untuk mendapatkan minyak goreng bahkan sampai berdesakan sehingga melupakan protokol kesehatan. Diberitakan di TV, ada seorang ibu sampai pingsan karena tidak kuat lagi mengantre demi minyak goreng, ada seorang ibu meninggal dunia ketika antre untuk mendapatkan minyak goreng, ada sebagian kecil masyarakat di Nusa Tenggara Barat menggunakan bahan mentah buah kelapa untuk membuat minyak goreng umumnya bahan baku minyak goreng adalah kelapa sawit. Antrean–terutama dari ibu-ibu rumah tangga–akan terus terjadi selama minyak goreng langka. Kelangkaan minyak goreng di pasar akan memicu perilaku baru dari sektor rumah tangga konsumen. Ibu-ibu rumah tangga bisa saja berupaya menstok minyak goreng melebih kebutuhan riil sehari-hari seperti di masa normal untuk menghindari kemungkinan kelangkaan minyak goreng di pasar di hari-hari mendatang. Sektor rumah tangga konsumen bisa juga berpikir bulan depan adalah bulan puasa Ramadan sehingga perlu persediaan bahan pangan minyak goreng yang lebih banyak. Jika dua hal tersebut terlintas di pikiran sektor rumah tangga konsumen maka sektor tersebut akan menumpuk persediaan minyak goreng lebih banyak lagi. Itulah perilaku baru yang saya maksudkan. Maka patut diduga berapa pun minyak goreng yang digelontorkan di pasar akan cepat terserap habis oleh sektor rumah tangga konsumen meskipun harganya naik. Dalam perspektif bisnis, dapat dikatakan masyarakat baca rumah tangga konsumen telah terperangkap ke dalam strategi bisnis para “aktor bisnis” minyak goreng atas fenomena kelangkaan minyak goreng. Esensi bisnis sesungguhnya adalah menciptakan nilai tambah value added. Nilai tambah tersebut bisa berupa keuntungan finansial maupun nonfinansial misal citra atau reputasi positif. Apa pun aktivitas yang dapat menciptakan nilai tambah disebut bisnis. Oleh sebab itu, cakupan bisnis sangat luas, misalnya kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi, beli barang dari satu tempat lalu di jual di tempat lainnya, aktivitas-aktivitas jasa konsultan hukum, konsultan bisnis, konsultan kesehatan, konsultan pajak, dll, menimbun barang untuk kemudian dilepas di pasar dengan harapan harga naik. Meskipun demikian, yang namanya etika bisnis harus tetap diperhatikan di dalam menjalani aktivitas bisnis, termasuk bisnis minyak goreng. Menahan atau menimbun minyak goreng yang telah menyebabkan kelangkaan minyak goreng di pasar, jelas tujuannya meraih keuntungan finansial tinggi, namun itu bertentangan dengan etika bisnis. Prinsip etika bisnis sejatinya yang harus diterapkan oleh aktor atau pelaku bisnis adalah tidak merugikan, tidak membuat derita atau sengsara masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan alam. Kelangkaan minyak goreng telah secara nyata mengoyak hati nurani, sengsara masyarakat, bahkan tidak berlebihan bila dikatakan membuat panik pemerintah. Maka sudah semestinya pemerintah bertindak cepat mengurai rantai nilai bisnis minyak goreng untuk mengetahui aktor atau spekulan yang bertanggung jawab atas kelangkaan minyak goreng. Penyelidikan bisa dilakukan pada semua aktor di rantai nilai bisnis minyak goreng yakni perusahaan perkebunan kelapa sawit, perusahaan minyak goreng, pedagang besar, pedagang kecil atau eceran. Salah satu tujuan penyelidikan tersebut adalah memastikan jangan sampai ada persekutuan jahat dalam bisnis. Kasus kelangkaan minyak goreng harus menjadi pelajaran yang bermakna bagi pelaku bisnis apa pun bahwa etika bisnis harus dijalankan. Siapa pun yang melanggar etika bisnis harus dimintai pertanggungjawaban tidak terkecuali pelaku bisnis minyak goreng yang telah membuat kepanikan semua pihak. Penulis adalah Dosen Prodi Administrasi Bisnis dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Jember
JAKARTA - Ada sejumlah pengusaha yang sukses berbisnis minyak goreng di Tanah Air. Bahkan, sebagai produsen minyak goreng, otomatis para pengusaha tersebut mendapatkan pendapatan yang fantastis. Lantas, siapa saja pengusaha yang berkecimpung dalam bisnis minyak goreng di Indonesia? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 1. Keluarga Widjaja Keluarga Widjaja merupakan salah satu pengusaha minyak goreng terbesar di Indonesia. Melalui PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT SMART Tbk, produk minyak goreng terkenalnya adalah merek Filma, Mitra, Kunci Mas, dan JugaHarga Komoditas Beras hingga Minyak Goreng di Jakarta Melonjak Naik Jelang NataruHarga Pangan Hari Ini 9 Desember Minyak Goreng Mulai NaikSaksi Ahli Merevisi Perhitungan Kerugian Negara Kasus Minyak Goreng Berdasarkan laporan dari Forbes, pendirinya yaitu mendiang Eka Tjipta Widjaja pada 2022 lalu, dirinya berhasil menduduki peringkat ke-3 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$10,8 miliar atau setara dengan Rp168,3 triliun. Sepeninggal Eka Tjipta, bisnis perusahaan diteruskan ke generasi kedua dan ketiganya. 2. Anthony Salim Anthony Salim yang merupakan pemilik dari perusahaan Indofood dan salah satu orang terkaya di Indonesia. Melalui Indofood Agri Resources Ltd. dirinya memproduksi minyak goreng merek Bimoli, Delima, dan Happy. Berdasarkan laporan dari Forbes, diketahui pendapatan Salim sebagai CEO Indofood mencapai US$7,5 miliar atau setara Rp117,5 triliun. Selain mengedarkan produknya di dalam negeri, brand keluaran Indofood ini terkenal hingga ke mancanegara, seperti Indomie, Supermi, Sarimi, hingga Pop Mie. 3. Bachtiar Karim Bachtiar Karim adalah pengusaha kilang minyak sawit terbesar di Indonesia dan pemilik Grup Musim Mas yang memproduksi beberapa merek minyak goreng, seperti Sanco, Tani, M&M, Amago, Good Choice, dan Voila. Menurut Forbes, kekayaannya diperkirakan mencapai US$4 miliar atau sekitar Rp62,3 triliun. Per 2022, Bachtiar Karim menjadi orang terkaya ke-11 di Indonesia. Bersama saudaranya, Burhan dan Bahari yang merupakan generasi ketiga dari pendiri Group Musim Mas memperoleh pendapatan US$9,9 miliar atau setara dengan Rp154,2 pada tahun 2021. 4. Bachrum Karim Jika sang kakak, Bachtiar Karim mendirikan Grup Musim Mas, maka sang adik yaitu Bachrum Karim mendirikan PT Bina Karya Prima yang memproduksi merek Tropical, Hemart, Fraiswell dan Fitri. 5. Martua Sitorus Nama Martua Sitorus bukanlah seseorang yang asing lagi. Dirinya memang dikenal sebagai raja minyak sawit di tanah air yang tak lain pendiri dari Wilmar Group, dengan merek dagang minyak goreng Fortune dan Sania. Berkat bisnis yang dirinya tekuni, kini sosoknya masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes, di mana Martua menempati posisi ke-17, dengan harta kekayaan US$3,1 miliar atau setara dengan Rp48,3 triliun. 6. Sukanto Tanoto Sukanto Tanoto adalah pengusaha yang memproduksi minyak goreng dengan merek Camar. Sebagai pemilik Royal Golden Eagle, grup yang bergerak di bidang pulp dan kertas, kelapa sawit, dan energi, menurut Forbes, harta kekayaan Tanoto per 2023 telah mencapai US$3 miliar atau setara denganRp46,7 triliun. 7. Januar Darmawan Melansir dari laman Facebook Nutrifood, Januar Darmawan adalah pendiri PT Nutrifood Indonesia bersama saudaranya pada tahun 1979. Perusahaan ini turut meluncurkan produk minyak jagung, yaitu Tropicana Slim Canola Oil. Sesuai namanya, minyak jagung adalah minyak olahan yang dihasilkan dari mengekstrak biji jagung. 8. PT. BARCO Melansir dari situs perusahaan, PT BARCO yang berdiri sejak tahun 1950 telah menjadi perusahaan manufaktur pengolahan minyak nabati dengan bahan baku kelapa. Adapun, minyak Goreng BARCO adalah minyak yg terbuat dari kelapa dan bukan kelapa sawit. Kini, Presiden Direktur PT Barco adalah David Surono. 9. PT Tunas Baru Lampung Tbk Terakhir, melansir dari Bisnis, PT Tunas Baru Lampung Tbk., adalah produsen minyak goreng Rose Brand. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Mia Chitra Dinisari Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Iklan sedang tidak aktif untuk sementara waktu. Segera miliki Paket repacking Minyak Goreng KOKIKITA . Pertama dan satu satunya di Indonesia. Bersama dengan sistem Kemitraan yang mantap, Kemitraan repacking Minyak Goreng KOKIKITA akan berkembang dengan Kami akan membuka Kemitraan di beberapa kota besar Jakarta, Surabaya, Semarang dan Makassar yang direncanakan mencapai lebih dari 200 Mitra di seluruh Indonesia dalam tempo 3 tahun ke depan. Konsep Kemitraan repacking Minyak Goreng KOKIKITA yang unik akan mampu menarik minat investor di Indonesia pada beberapa tahun ke depan dan berbagi sukses dengan para mitra bisnis yang tertarik untuk mengembangkan bisnis ini. KOKIKITA menawarkan format bisnis Kemitraan untuk mereka yang ingin sukses dengan memberikan hak untuk mendapatkan pelatihan pendahuluan dan membentuk dukungan untuk memanfaatkan merk dagang serta seperangkat sistem dan prosedur yang akan membantu mitra meraih sukses sebagai pemilik Usaha. Dengan modal minimal, anda sudah bisa jadi pengusaha minyak goreng kemasan. Kami siapkan paketnya, anda bisa langsung produksi. Tanpa repot,tanpa ribet dan ga pake syarat macem macem. And so pasti MURAAAAAHHHH...! Kesempatan terbatas..! Info lengkap, kunjungi kami di http//
MANGUPURA - Kerja Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas genap mencapai 100 hari pada Jumat 23/9/2022. Zulkifli menyebut terdapat beberapa capaian selama 100 hari kerja, mulai dari penstabilan harga minyak goreng, hingga penandatanganan perjanjian komprehensif dengan negara-negara kepada Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin, menteri yang akrab disapa Zulhas ini menuturkan berhasil mengendalikan harga minyak goreng dalam waktu 2 minggu sejak diangkat menjadi menteri."Harga minyak goreng, saya 14 hari, sudah Cuma 2 minggu. Harga Tandan Buah Segar dari Rp600, bisa Enggak mudah itu," kata Zulhas kepada Bisnis, di Mangupura, Jumat 23/9/2022.Zulhas menuturkan, langkah selanjutnya dari penstabilan harga minyak goreng adalah dengan melepas MinyaKita ke wilayah Indonesia Timur, takni Maluku dan Papua. Selain minyak goreng, Zulhas juga menyebut dirinya berhasil menstabilkan harga telur dan sembako lainnya. Menurutnya, keberhasilannya menstabilkan harga bahan pokok ini dilakukan melalui pendekatan seperti Presiden Joko Widodo. Zulhas akan turun ke lapangan, mendengarkan masalah, menemukan benang merah, dan keputusan bisa diambil dengan cepat."Saya tiru presiden saja, sering turun, dengerin, masalahnya apa, terus ketemu benang merahnya, diputusin cepat," JugaBertemu Perwakilan Uni Eropa, Zulhas Kejar Penyelesaian IEU-CEPAMendag Zulhas Usul Modal Rp100 Triliun untuk BUMN Hasil TaniCapaian lain yang menurutnya berhasil diraih dalam 100 hari adalah pembukaan jalur perdagangan atau tollway di Uni Emirat Arab UAE, ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan IK-CEPA, serta Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional RCEP."Kita sedang buka tollway, enggak mudah urusan sama DPR. Ada yang puluhan tahun ratifikasi, saya baru 100 hari, enggak sampai malah, dua ratifikasi selesai," itu, lanjutnya, kesuksesan penyelenggaran Trade, Investment, & Industry Ministerial Meeting G20 juga merupakan salah satu capaiannya dalam 100 hari."Saya didatangi oleh seluruh delegasi, hampir semua ketemu, mereka mengucapkan selamat ke kita. Memang tidak konsensus, tapi dari 27 paragraf, 26 disepakati. Satu isu tidak disepakati, mengenai geopolitik, tapi dari 26 kita aman," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
bisnis kemitraan minyak goreng